Selasa, 30 Desember 2014

teknik penulisan makalah





TEKNIK PENULISAN ILMIAH

Pada bab ini disajikan pedoman teknis penulisan ilmiah penelitian khusus skripsi, namun tidak tertutup kemungkinan untuk karya ilmiah lain, seperti makalah, tesis, atau laporan penelitian sejenis lainnya. Pedoman teknis ini meliputi: (a) format penulisan, (b) penggunaan bahasa, (c) penulisan rujukan (referensi), (d) penulisan kutipan, (e) pencantuman referensi dalam kutipan, (f) penulisan kutipan hasil wawancara, (g) penulisan rujukan hasil komunikasi personal, (h) transliterasi Arab-Indonesia, (i) penyajian tabel dan gambar, (j) penulisan daftar pustaka (referensi), (k) penjilidan, (l) petunjuk praktis, dan (m) hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
A.      Format Penulisan
1.         Jenis dan Ukuran Kertas
a.         Kertas naskah      :  HVS 70 gram (proposal) dan 80 gram (laporan).
b.        Kertas pembatas   : HVS/doorslag (berlogo, warna disesuaikan).
c.         Ukuran kertas      : A4 (21 x 29.7 cm).
2.         Pengetikan
a.         Dilakukan dengan software pengolah kata flatform Windows, yakni MS Word, atau lainnya yang diperlukan, misalnya Excel, dll..
b.        Batas margin kiri dan atas 4 cm (1,5 inci), sedangkan kanan dan bawah 3 cm (1 inci).
c.         Jenis huruf Time New Roman, font 12, kecuali sampul luar (hard cover) dan sampul dalam (soft cover) font 12 – 16, serta font 10 untuk footnotes.
d.        Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul atau bab dan sub-bab, juga untuk memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
e.         Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah bahasa asing atau bahasa daerah yang belum lazim digunakan, juga untuk memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
f.         Lebar sela ketukan (indensi) 1 cm. Indensi tab digunakan untuk mengawali paragraf baru, sedangkan indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
g.         Awal paragraf diketik menjorok 1,2 cm. Sesudah tanda titik, titik dua, koma, dan titik koma diberi satu ketukan kosong. Paragraf tidak dimulai di bagian yang memuat kurang dari 3 baris.
h.        Isi halaman maksimal 26 baris (spasi ganda).
i.          Spasi bagian awal, bagian isi/inti, dan bagian akhir, sbb.:
Bagian
Jenis
Spasi
Bagian Awal
Halaman sampul
Disesuaikan
Halaman judul
Disesuaikan
Halaman persetujuan pembimbing
Tunggal
Halaman pengesahan penguji
Tunggal
Halaman pernyataan
Tunggal
Kata Pengantar
Ganda
Abstrak (satu halaman, antara 150-250 kata)
Tunggal
Daftar Isi
Tunggal
Daftar Tabel
Tunggal
Daftar Gambar
Tunggal
Daftar Lampiran
Tunggal
Bagian Isi/inti
BAB I sampai BAB terakhir
Ganda
Daftar Pustaka
Tunggal*)
Bagian Akhir
Lampiran-lampiran
Tunggal**)


*)    Antar-referensi dalam Daftar Pustaka digunakan spasi ganda.
**)  Disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
j.          Bilangan dan Satuan
1)        Bilangan diketik dengan angka Arab/Latin, kecuali di awal kalimat diketik dengan huruf. Contoh: Lokasi penelitian berjarak 19 km dari pusat kota. Dua belas dukuh belum teraliri listrik.  
2)        Bilangan desimal ditulis dengan tanda koma. Contoh: 1.400,50.
3)        Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, dan dengan huruf jika bergabung dengan bilangan bulat. Contoh: lima dua per tiga.
4)        Satuan ditulis dengan singkatan tanpa titik. Contoh: cm, kg, Rp, dll.
k.        Judul bab diketik turun 4 spasi dari margin atas. Jarak judul bab dengan awal teks = 4 spasi. Jarak akhir teks/sub-judul dengan awal teks berikutnya = 3 spasi. Jarak antarparagraf = jarak antarbaris.

3.         Penomoran Halaman
a.         Halaman bagian awal dinomori dengan angka Romawi kecil di tengah bawah. Halaman judul tidak dinomori, tetapi tetap dihitung.
b.        Halaman bagian isi/inti (BAB I sampai Daftar Pustaka) dinomori dengan angka Arab/Latin di kanan atas, kecuali halaman pertama setiap bab dinomori di tengah bawah.
c.         Halaman bagian akhir yang berisi lampiran-lampiran tidak perlu dinomori, cukup disajikan sesuai dengan urutan di Daftar Lampiran.

4.         Penomoran Isi atau Materi Naskah
a.         Isi naskah dinomori dengan teknik angka-huruf-angka-huruf (per bab).
Contoh:
BAB I
PENDAHULUAN

A.       huruf Latin besar tebal titik (untuk sub-bab tingkat 1)
1.    angka Arab tebal titik (sub-bab tingkat 2)
a.    huruf kecil titik (sub-bab tingkat 3)
1)    angka Arab satu kurung (su-bab tingkat 4)
a)    huruf Latin kecil satu kurung (sub-bab tingkat 5)
(1)   angka Arab dua kurung apit (sub-bab ting. 6)
(a)     huruf Latin kecil dua kurung apit (sub-bab tingkat 7)
      bullets (sub-bab tingkat 8)
      bullets (sub-bab tingkat 8)
(b)     huruf Latin kecil dua kurung apit ( t 7)
(c)     huruf Latin kecil dua kurung apit (t 7)
(2)   angka Arab dua kurung apit (t 6)
(3)   angka Arab dua kurung apit (t 6)
b)    huruf Latin kecil satu kurung (t 5)
c)    huruf Latin kecil satu kurung (t 5)
2)    angka Arab satu kurung (t 4)
b.    huruf Latin kecil titik (t 3)
c.    huruf Latin kecil titik (t 3)
2.    angka Arab tebal titik (t 2)
3.    angka Arab tebal titik (t 2)

B.       huruf Latin besar tebal titik (t 1)
1.         angka Arab tebal titik (t 2)
2.         dst. seperti pada sub-bab A.


 
                                                                                                                    





























B.       Penggunaan Bahasa
Secara umum, bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah mengikuti Pedoman Umum EYD, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Kamus Bahasa Indonesia (Kepmendikbud, Nomor: 0543a/U/487, tanggal 09 September 1987).
1.         Penggunaan Kata, Kalimat, dan Paragraf
a.         Kata-kata ataupun istilah-istilah (terminologi) yang digunakan harus jelas dan tepat sesuai dengan maksud penulis. Kata atau istilah asing boleh digunakan jika diperlukan atau jika tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
b.        Bentuk “di, ke, dari, pada” yang berfungsi sebagai awalan diketik serangkai dengan bentuk dasarnya. Contoh: telah didata dengan …, penulis kemukakan …, darinya diperoleh …, padahal tidak …., dll.
c.         Sedangkan “di, ke, dari, pada” sebagai kata depan (menyatakan tempat/asal) ditulis terpisah dengan kata berikutnya. Contoh: di data ini …, ke muka umum …, dari narasumber diperoleh…, pada hal-hal tertentu …, dll.
d.        Gunakan kalimat-kalimat lengkap (memiliki subjek, predikat, dan jika perlu ada objek/keterangan), dengan struktur tidak berbelit-belit (berputar-putar).
e.         Paragraf disusun dengan struktur ide yang runtut (tidak ada ide yang meloncat). Struktur bentuk paragraf terdiri atas satu kalimat topik (berisi ide pokok) dan kalimat penjelas (minimal satu), jika perlu dapat pula disertai satu kalimat penyimpul atau penegas. Penulisannya dimulai 1,2 cm dari margin kiri.
2.         Penggunaan Gaya Bahasa
a.       Gunakan kalimat pasif (dengan awalan di-, ter-, atau dengan kata ganti penulis atau peneliti).
Contoh:
1)      Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ….
2)      Kondisi ini telah tersaji di bagian terdahulu, khususnya ….
3)      Berdasarkan analisis di atas dapat peneliti simpulkan bahwa ….
b.      Tidak emotif (membangkitkan emosi atau perasaan antipati pembaca).
c.       Tidak berbunga-bunga (sekedar meluapkan perasaan penulis).
d.      Tidak digunakan kata ganti “saya, kami, atau kita”.
e.       Batasi penggunaan kata ganti “penulis atau peneliti”.
3.         Penggunaan Tanda Baca
a.       Tanda (.), (,), (:), (!), (?), dan (%) diketik rapat dengan huruf yang mendahului.
b.      Tanda petik (“…”) dan tanda kurung [(…)] diketik rapat dengan kata yang diapit.
c.       Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf sebelum dan sesudahnya.
d.      Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan satu ketukan spasi  sebelum dan sesudahnya.
e.       Tanda bagi (:) sebagai pemisah antara tahun terbit dan nomor halaman dalam suatu rujukan diketik rapat dengan angka sebelum dan sesudahnya.
f.       Pemenggalan kata di akhir baris diketik dengan tanda pisah (–) sesuai dengan suku katanya.

C.      Penulisan Rujukan (Referensi)
Rujukan adalah bahan sumber yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Istilah lainnya disebut acuan atau referensi. Merujuk artinya melihat atau mengacu pendapat orang lain, dengan maksud agar diperoleh kekuatan untuk meneliti lebih lanjut. Ada 2 cara menulis rujukan, yakni melalui running notes dan footnotes.
1.         Running Notes
Running notes (catatan berjalan) adalah penyebutan referensi di dalam teks utama. Istilah lainnya adalah innotes (catatan di tubuh teks utama).
a.         Running notes atau innotes dapat ditulis dengan dua model format:
Model 1: (nama keluarga atau nama belakang pengarang tahun) ditulis di dalam kurung sesudah rujukan.
Contoh: Partai yang perolehan suaranya kurang dari satu persen disebut partai desimal (Haris 2006).
Model 2: nama lengkap pengarang (tahun) ditulis sebelum rujukan.
Contoh: Syamsudin Haris (2001) memberi terminologi “partai desimal” untuk partai yang perolehan suaranya kurang dari satu persen.
b.        Jika referensi dikarang oleh dua orang atau lebih, pengarang dipisahkan dengan tanda koma (,).
Contoh: Masalah militer dan politik di Indonesia banyak dibahas oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, Jenkins 1986, Singh 1988, Sundhausen 1990), dengan pokok bahasan dipetakan dalam berbagai perspektif hubungan sipil-militer di negara berkembang.
c.         Jika referensi dua buku, beda tahun, sama pengarang, maka tahun ditulis di dalam kurung dipisahkan dengan tanda koma (,).
Contoh: Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer dalam politik disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
d.        Jika referensi dua buku, beda tahun, sama pengarang, plus buku lain beda pengarang, maka pengarang dipisahkan dengan tanda titik koma (;).
Contoh: Masalah militer dan politik di Indonesia banyak dibahas oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, 1988; Jenkins 1986; Singh 1988; Sundhausen 1990), dengan pokok bahasan dipetakan dalam berbagai perspektif hubungan sipil-militer di negara berkembang.
e.         Jika referensi berupa alamat website atau URL (Universal Resource Locator) pendek, maka URL pendek itu ditulis di dalam kurung  tanpa hyperlink, disertai tanggal diakses.
Contoh: Menurut Pemkab Kutai Timur, Gerdabangagri adalah program peningkatan kualitas sumberdaya manusia, perbaikan ekonomi, dan pertanian (www.kutaitimur.co.id, diakses 06 Juni 2007).
URL di atas tidak mengandung hyperlink (warna biru dan garis bawah hilang), tidak dapat diklik/diakses langsung jika tidak dikopi paste di browser dahulu.
f.         Running notes dapat muncul di dalam footnotes jika di dalam footnotes juga terdapat referensi (lihat footnotes).

2.         Footnotes
Footnotes (catatan kaki) adalah catatan di kaki halaman yang diketik dengan font 10 (lebih kecil daripada font teks utama). Penggunaannya perlu dihindari jika hanya untuk mencantumkan referensi (sumber rujukan). Footnotes hanya digunakan untuk memberikan keterangan yang amat sangat diperlukan, dan  penggunaannya cukup sampai dengan ibid,
Penulisan footnotes dilakukan dengan ketentuan di bawah ini.
a.         Setiap kata/istilah/frase/kalimat/bagian di teks utama yang akan difootnotes diakhiri superskrip angka Arab tanpa kurung, dengan font 10, dan diawali nomor 1 per bab.
b.        Seluruh tubuh footnotes disajikan di kaki halaman, sejajar dengan margin kiri, diawali superskrip angka untuk nomor footnotes.
c.         Antarbaris maupun antarfootnotes digunakan spasi tunggal.
d.        Jarak tubuh footnotes dengan teks utama di atasnya minimal 3 spasi.
e.         Jika di tubuh footnotes juga terdapat referensi, maka referensi tersebut disajikan dalam bentuk running notes.


Berdasarkan tujuan si penulis, terdapat 4 jenis footnotes, yakni: (a) footnotes berisi daftar lengkap rujukan, (b) footnotes berisi penjelasan tambahan, (c) footnotes berisi penjelasan tambahan dan running notes, dan (d) footnotes berisi URL panjang.
a.    Footnotes yang Berisi Daftar Rujukan Lengkap.
1)    Segala macam gelar yang tercantum di depan atau di belakang nama penulis tidak perlu distulis dalam footnotes.


Text Box:  Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 33.
 




2)    Jika nama penulis berasal dari Arab Klasik dan Pertengahan yang dikenal melalui beberapa kata, cukup ditulis dengan satu kata.


Text Box:  Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din (Damaskus: Dar al-Fikr, 1980), 53.
 



3)    Rujukan yang berupa terjemahan dari bahasa asing ditulis judul terjemahannya diikuti kata “terj.” (sebagai tanda terjemahan).


Text Box:  Mahmud Syaltut, Akidah dan Syari’ah Islam, terj. Fachruddien (Jakarta: Bumi Aksara), 53.
 




4)    Jika sebuah sumber dirujuk ulang tetapi disela dengan sumber lain, maka rujukan ulang ditulis dengan menyebut nama populer pengarang (jika nama Indonesia), dan nama akhir pengarang (jika nama asing), diikuti beberapa kata dari judul, dan diakhiri nomor halaman. Sedangkan cara lainnya sama.






Text Box:  Mukhlishah, Mendesak, Pendidikan Berbasis Komunitas (Bandung: Pikiran Rakyat Cyber Media, 2002), 17.
2S. Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu  (Jakarta: PT. Rakasta Samasta, 2004), 12.
3Mukhlishah, Mendesak, Pendidikan, 19.


 






5)    Jika sumber kedua sama dengan sumber pertama  (tidak disela sumber lain) tetapi beda nomor halaman, maka sumber kedua ditulis dengan kata Ibid (koma), nomor halaman (titik), dan cukup dengan Ibid (titik) jika halamannya sama.


Text Box:  Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1995), 17.
2Ibid, 12.
3Ibid.
 






6)    Jika sumber berupa jurnal, maka nama pangarang ditulis persis aslinya (koma), judul artikel (dalam tanda kutip cetak miring) (koma), nama jurnal diikuti nomor (cetak miring), bulan dan tahun terbit (di dalam kurung) (koma), nomor halaman (titik).






Text Box:  Ahmad Barizi, “Membangun Profesionalisme Dosen Berbasis Perjuangan, “Edukasi 4 (Oktober – Desember, 2005), 167.


 




7)    Jika sumber berupa artikel yang dimuat dalam buku kumpulan artikel, penulisannya didahului nama penulis artikel (koma), judul artikel (di dalam tanda kutip) (koma),  kata dalam diikuti judul buku (cetak miring) (koma), diikuti kata ed. (editor) (titik) dan nama editor (koma), kota penerbitan: nama penerbit, tahun terbitan  (di dalam kurung) (koma), diakhiri nomor halaman (titik).




Text Box:  Padmo Wahyono, ”Budaya Hukum Islam dalam Perspektif Pembentukan Hukum di Masa Datang”, dalam Prospek Hukum Islam dalam Kerangka Pembangunan Hukum Nasional di Indonesia, ed. Amrullah Ahmad, (Jakarta: PP IKAHI, 1994), 56.
 





8)    Rujukan dari Ensiklopedia ditulis nama penulis entri (koma),  judul entri (dalam tanda kutip) (koma), judul ensiklopedia (koma), nomor volume (koma), kata ed. (editor jika ada) (titik), nama editor,  (kurung buka) nama kota (titik dua) (spasi) nama penerbit (koma), tahun (kurung tutup) (koma), nomor halaman (titik).


Text Box:  A.J. Wensinck, “Kufr”, The Encyclopedia of Islam, vol.7, ed. M.Th. Houtsma (Leiden: E.J. Brill, 1987), 253.
 




9)    Rujukan berupa skripsi, tesis, atau disertasi (tidak diterbitkan) difootnotes dengan cara menuliskan nama penulis (koma), judul (dalam tanda kutip) (koma), (kurung buka) nama jenis rujukan (koma), nama PT (koma), tahun penulisan (kurung tutup) (koma), nomor halaman (titik). 


Text Box:  Mohammad Nur Yasin, “Produk-Produk Bank Muaamalat Indonesia: Studi Pemikiran Ekonomi Islam di Indonesia”, (Tesis,  IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001), 132.
 





10) Kutipan dari Al-Qur’an difootnotes dengan cara menuliskan kata Al-Qur'an (koma), nomor surat (titik dua), nomor ayat (titik). (Titik dua di antara nomor surat dan nomor ayat ditulis tanpa spasi)


Text Box:  Al-Qur’an, 2:34.
 




11) Rujukan berupa sabda dan perbuatan Nabi Muhammad saw. (hadis) harus diambil dari Kitab Hadis muktabar (terpandang), tidak dari Kitab Fiqih, Akhlak, atau lainnya.


Text Box:  Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr,tt), 45.
 





12) Jika sumber ditulis, diedit, atau diterjemahkan oleh dua orang, maka kedua orang tersebut ditulis semua. Tetapi jika lebih dari dua orang, maka cukup dituliskan nama penulis, editor, atau penerjemah pertama diikuti kata et.al. Cara lainnya sama.
Text Box:  Harun Nasution et. al., Kajian Islam tentang Berbagai Masalah  Kontemporer, (Jakarta: Hikmat Syahid Indah, 1988), 26.
 





13) Jika sumber tidak terlacak (kehilangan) salah satu atau beberapa identitas, seperti tempat penerbitan, nama penerbit, atau tahun terbit, maka identitas tersebut diganti dengan singkatan t.t (tanpa tempat terbit), t.p. (tanpa penerbit), dan  t.t. (tanpa tahun terbit).


Text Box:  Harun Nasution et. Al., Kajian Islam tentang Berbagai Masalah  Kontemporer (t.t : t.p, t.t.), 26.
 





b.             Contoh Footnotes Berisi Penjelasan Tambahan tentang Sebuah Istilah/ Frase/Kalimat/Bagian/Sejenisnya
            Jumlah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan terus bertambah¹. Pertambahan ini memiliki implikasi terhadap meluasnya pemanfaatan lahan untuk perkantoran, perumahan, dan kegiatan bisnis.
_______________
¹Dalam rentang waktu cukup lama (era orde-baru), kabupaten/kota di Kaltim berjumlah enam buah (Balikpapan, Samarinda, Kutai, Bulungan, Berau, Pasir). Pada pasca orde baru, jumlah tersebut meningkat drastis menjadi 13 (Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai barat, Kutai Timur, Bontang, Bulungan, Berau, Tarakan, Malinau, Nunukan). Bahkan,  baru-baru ini bertambah satu kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Tidung, sehingga terdapat 14 kabupaten/kota di Kaltim.
 
                                                                                                                   













3.        Contoh Footnotes yang Berisi Penjelasan Tambahan dan Running Notes


            Secara umum, aksi kolektif (collective action) didefinisikan sebagai semua aksi yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan kolektif atau mendapatkan barang/sarana prasarana kolektif (collective good²) (Olson 1965, 1971; Marwell & Oliver 1993).
_______________
²Beberapa ahli mendefiniskai collective good sebagai barang, fasilitas, sarana prasarana, dan sejenisnya. Setiap individu tertarik atau tidak bisa terlepas darinya karena manfaatnya, dan jika diberikan atau digunakan orang lain, maka siapa pun individu akan tetap dapat memanfaatkan collective good itu (Marwell dan Oliver 1993:4). Lihat juga Oberschal (1997).
 
 



                                                                                                                                                                                                                                          





4.        Contoh Footnotes yang Berisi URL Panjang


            Setelah revolusi Amerika dan Perancis, wacana yang muncul yakni perlukah adanya lembaga Senat untuk membatasi kediktatoran mayoritas (Upper Chamber)³.
______________
³http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and_Upper_Chambers (diakses 15 April 2008).
 
 





Footnotes URL panjang pada contoh di atas ditulis tanpa hyperlink, tandanya berwarna hitam dan tak bergaris bawah, sehingga tidak dapat diklik langsung. Bandingkan dengan slinya di bawah ini.





D.      Penulisan Kutipan
Menulis kutipan artinya mengambil alih satu kalimat atau lebih dari karya tulis orang lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri. Pengambilalihan bahan tersebut dapat dilakukan melalui kutipan langsung atau tidak langsung.
1.         Kutipan Langsung
Kutipan langsung artinya kutipan yang disajikan sama persis dengan teks asli dari sumber rujukan, tidak ditambah/dikurangi. Sebaiknya, kutipan langsung digunakan hanya untuk menyajikan pernyataan-pernyataan fenomenal atau monumental dari tokoh atau karya legendaris, sedangkan lainnya digunakan kutipan tidak langsung demi menghindari parade pengutipan.
a.        Kutipan langsung kurang dari 4 baris (kurang dari 40 kata)
Ditulis di antara tanda kutip (“…”), terpadu dalam teks utama, disertai nomor halaman. Nama pengarang dapat ditulis terpadu dengan teks utama (lihat Contoh 1). Dapat pula ditulis menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung (lihat Contoh 2). Jika di dalam kutipan juga terdapat kutipan, maka ditulis dengan tanda kutip tunggal (lihat Contoh 3). Tahun dan nomor halaman diganti dengan tanggal dan waktu diakses jika kutipan bersumber dari internet (lihat Contoh 4).
C 1
Ratnawati (2006:148) menegaskan “hasil Pemilu 1999 dan Pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDIP leading di Kabupaten Bantul.”
C 2
Simpulan dalam penelitian tersebut adalah “ada hubungan erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:123).
C 3
Soewignyo (1991:101) menyimpulkan “ada kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pemimpin perusahaan, semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkoataan.”

b.         Kutipan langsung 4 baris (40 kata atau lebih)
Ditulis tanpa tanda kutip, terpisah dari teks utama, menjorok ke dalam 1,2 cm membentuk paragraf tersendiri, spasi tunggal, disertai tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Nama pengarang dapat ditulis terpadu dengan teks utama (lihat Contoh 1). Dapat pula ditulis menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung (lihat Contoh 2).
Kutipan dari referensi berbahasa asing ditulis dengan huruf miring (lihat Contoh 3).
Tahun dan nomor halaman diganti dengan tanggal dan waktu diakses jika kutipan berasal dari sumber oline (lihat Contoh 4).
Contoh 1:
Pemilu yang menggunakan sistem distrik, menurut Miriam Budihardjo (1992:4-5) terdapat pembagian negara menjadi sejumlah distrik.
Negara dibagi dalam sejumlah distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda di antara negara satu dan yang lain, misalnya di Inggris kira-kira 500.000 orang, sedangkan India 1.000.000  orang. Satu distrik hanya berhak atas satu wakil. Calon yang memperoleh pluralitas di distriknya maka dinyatakan menang.





Contoh 2:
Pemilu yang menggunakan sistem distrik terdapat pembagian negara menjadi sejumlah distrik.
Negara dibagi dalam sejumlah distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda di antara negara satu dan yang lain, misalnya di Inggris kira-kira 500.000 orang, sedangkan India 1.000.000  orang. Satu distrik hanya berhak atas satu wakil. Calon yang memperoleh pluralitas di distriknya maka dinyatakan menang (Miriam Budihardjo, 1992:4-5).
Contoh 3:
Berkenaan dengan peradaban tersebut, Huntington (1996:303) mengemukakan batasan sebagai berikut.
The overriding lesson of the history of civilization, however, is that many things are probable but nothing isis inevitable. Civilization can and have reformed and renewed themselves. The central issue for the west is wether, quite apart from any external challenges, it is capableof stoping and reversing the external processes of decay.

Contoh 4:
Di kalangan dosen, kondisi  kegiatan tulis-menulis tidak jauh berbeda dengan guru. Gede H. Cahyana, @ 3/31/2006, 05:47:00 PM, mengemukakan apresiasi memprihatinkan.
Budaya riset memang belum tumbuh bagus di kalangan dosen. Ini melanda mayoritas dosen. Walaupun demikian, dalam kasus orang per orang, banyak juga dosen tuman meriset. Sayangnya, riset dosen itu masih dalam taraf pemula. Jangankan di PTS, apalagi kecil, di PTN terkenal pun budaya riset belum berkembang dengan baik.


c.         Kutipan langsung yang sebagian dihilangkan
Apabila di dalam kutipan langsung terdapat kata-kata yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan 3 titik jika berada di tengah kalimat (lihat Contoh 1), dan dengan 4 titik jika di akhir kalimat (lihat Contoh 2). Sedangkan lainnya sama dengan poin 1a dan 1b.
C 1
“Semua pihak yang terlibat pelaksanaan pendidikan di sekolah diharapkan melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 2000:278).
C 2
Asim (2002:315) mengemukakan batasan “gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain …. Manangkap bola, menendang bola, dan menggambar termasuk gerak manipulatif.”

d.      Kutipan langsung yang dikutip dari kutipan
Ditulis dengan cara menyebut nama pengarang asli, di dalam kurung dituliskan kata dalam diikuti nama pengutip pertama,  tahun dikutip, dan boleh disertai nomor halaman atau tidak.
Contoh:
Kilinger (dalam Ary, 1982:282) memberikan batasan tentang penelitian ex post facto.
Penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis, tetapi  ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi.

Cara ini bersifat darurat, yakni jika sumber asli tidak dapat ditemukan. Cara ini sangat lemah, sebab tingkat akurasi kutipan yang dikutip tidak dapat dipastikan. Selain itu, menimbulkan kesan jalan pintas atau si penulis malas mencari rujukan. Oleh karena itu, perlu dihindari.

2.         Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung artinya kutipan yang disajikan dengan bahasa penulis (pengutip) sendiri. Ditulis tanpa tanda kutip, terpadu dalam teks utama, spasi ganda  Nama pengarang boleh terpadu dalam teks utama, boleh juga menjadi satu dengan tahun terbit di dalam kurung. Nomor halaman tidak harus disebutkan.
Setidaknya ada 2 cara menulis kutipan tidak langsung, yakni: (a) meringkas/menyimpulkan/merujuk pokok-pokok pikiran, dan (b) memparafrase .
a.      Kutipan tidak langsung berupa ringkasan/simpulan/pokok-pokok pikiran
Misalnya, seorang penyusun skripsi meringkas/merujuk pokok-pokok pikiran Huntington tentang gelombang demokratisasi dalam bukunya The Third Wave of Democeratization. Kutipannya sbb.:
Gelombang demokratisasi di dunia dibagi menjadi tiga periode, yakni demokratisasi gelombang I antara 1823-1926, demokratisasi gelombang II antara 1943-1962, dan demokratsisasi gelombang III antara 1974-1990-an (Huntington 1991).

b.      Kutipan tidak langsung berupa parafrase
Parafrase adalah pengungkapan kembali dengan mengubah struktur kalimat asli menjadi kalimat lain tanpa mengubah substansi.
Misalnya, tulisan asli Miriam Budihardjo, sbb.:
Pada umumnya kita mengenal dua macam sistem pemilu, masing-masing dengan variasinya. Dalam sistem distrik, satu wilayah (yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal (single member constituency) atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam sistem proporsional, satu wilayah (yaitu daerah pemilihan) memilih bebe3rapa wakil (multimember constituency), yang jumlahnya ditentukan atas dasar rasio, misalnya 400.000 penduduk.

Hasil parafrase pengutip sbb.:
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilu paling popular, masing-masing memiliki variannya sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenang yang akan menjadi wakil di departemen adalah satu orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah yang akan mewakili daerah ada beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suara (Budihardjo, 1982:4).

E.       Pencantuman Referensi (Sumber Rujukan) dalam Kutipan
1.         Referensi Sebelum dan Sesudah Kutipan
Jika referensi ditulis sebelum kutipan, maka tahun dan nomor halaman ditulis di dalam kurung sesudah nama pengarang (lihat Contoh 1). Sebaliknya, jika referensi ditulis sesudah kutipan, maka nama pengarang, tahun, dan nomor halaman ditulis menjadi satu di dalam kurung (lihat Contoh 2).
Contoh 1: Sternberrg (1984:41) mengemukakan “In Piaget’s theory … dst.”
Contoh 2:      Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar (Soebronto, 1990:123).




2.         Referensi Dikarang Dua Orang
Kedua pengarang digabungkan dengan kata “dan” jika ditulis sebelum kutipan, atau simbol “&” jika ditulis sesudah kutipan.
Contoh 1: Dalam pandangan Osborne dan Plastrik (2001), birokrasi yang gemuk dan lamban perlu dipangkas demi efisiensi pelayanan.
Contoh 2: Birokrasi yang gemuk dan lamban perlu dipangkas demi efisiensi pelayanan (Osborne & Plastrik 2001).

3.         Referensi Dikarang Tiga Orang atau Lebih
Nama pengarang pertama disertai kode “et al.”. Tanda titik pada “et al.” menandai singkatan dari kata “et ally” (dan kawan-kawan).
Contoh:  Rozi et al. (2006:5) mengemukakan “gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau beberapa kasus tampak ada indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor negara.”

4.         Beberapa Sumber Sama Pengarang dan Sama Tahun
 maka penulisannya cukup menambahkan huruf a, b, dst, di belakang tahun terbit.
Contoh: … (Bray, 1998a, 1998b).

5.         Referensi Dikarang oleh Korporat/Lembaga/Organisasi dengan Nama Panjang
Penyebutan pertama ditulis lengkap disertai singkatan di dalam kurung, selanjutnya cukup dengan singkatannya.
Contoh:  United Nationals Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNIESCAP) memakai terminology “govermance” dalam beberapa konteks, seperti corporate govermance, nasional govermance, dan local govermance (UNESCAP, 2005).    

6.         Sumber Kutipan dari Majalah
Contoh:  Peringkat universitas yang ada di Indonesia berada di bawah dibandingkan dengan beberapa universitas lain di Asia. UI, misalnya, masuk peringkat 395, sementara ITB dan UGM masing-masing peringkat 369 dan 60 (Tempo, 17 Februari 2008).

7.         Sumber Kutipan dari Koran
Contoh:  Sebagaimana terjadi di beberapa negara berkembang, di Indonesia juga ditemukan banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).

8.         Sumber Kutipan dari Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadis
a.         Kutipan ayat-ayat Al Qur’an harus diiambil langsung dari Kitab Al Qur’an (tidak dari sumber lain), dan  ditulis dengan huruf Arab persis dengan aslinya, terpisah dari teks utama tanpa tanda kutip. Nama surat, nomor surat, dan nomor ayat ditulis menjadi satu di dalam kurung setelah kutipan.
b.        Kutipan sabda dan perbuatan Nabi Muhammad saw. (hadis) harus diambil dari Kitab Hadis muktabar (terpandang), tidak dari Kitab Fiqih, Akhlak, atau lainnya, dilengkapi sanad (sandaran hadis) serta rawinya (orang yang meriwayatkan hadis), dan ditulis terpisah dari teks utama tanpa tanda kutip.

9.      Sumber Kutipan dari Online
a.       Nama penulis/organisasi/pemilik/nama website, tahun publikasi, dan tanggal akses ditulis sebelum atau sesudah kutipan. Sedangkan URL dicantumkan di Daftar Pustaka. Ketentuan lain sama dengan sumber dari buku langsung/tidak langsung.
Contoh:  1) Schino (2001, diakses 12 Juni 2007) … dst.
              2) ... dst. (UNESCO 2006, diakses 17 Mei 2007) (ICG 2008, diakses 12 Maret 2008).
b.      Online tanpa tahun ditulis dengan tanda “n.d.” (no data).
Contoh:  … (Anderson n.d., diakses 08 Maret 2007).
c.       Online tanpa nama dan tahun publikasi ditulis, sbb.:
1)      Jika URL pendek, cantumkan URL tanpa hyperlink dan tanggal diakses.
2)      Jika URL panjang, cantumkan URL tanpa hyperlink dan tanggal diakses pada footnotes, dengan font 10.
Contoh: (lihat C. 1. e. dan C. 2. b. 3)).

F.       Pengutipan Hasil Wawancara (HW)
Hasil wawancara (HW) dapat dikutip langsung (apa adanya) atau tidak langsung (hanya mengutip kata-kata kunci) seperti pengutipan dari sumber cetak, Nama narasumber, kata “wawancara”, dan tanggal wawancara ditulis di dalam kurung.

1.      Kutipan HW langsung kurang dari 4 baris (kurang dari 40 kata).
Berkenaan dengan pembalakan liar (illegal logging), seorang tokoh masyarakat memberikan informasi faktual “kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya pembasmiannya seperti menegakkan benang basah” (Suparlan, wawancara, 21 Juli 2007). (3 baris 16 kata).

2.      Kutipan HW langsung 4 baris atau lebih (40 kata atau lebih).
Berkenaan dengan pembalakan liar (illegal logging), seorang tokoh masyarakat memberikan informasi faktual sebagai berikut.
Kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya pembasmiannya seperti menegakkan benang basah. Banyak pihak yang terlibat, mulai oknum aparat sampai warga masyarakat sendiri. Semuanya punya alasan dan logikanya sendiri mengapa mereka melakukan, mendukung, dan menutup mata. Padahal, jika hutan menjadi tandus, apa kelak yang bisa diwariskan kepada anak cucu (Suparlan, wawancara, 21 Juli 2007).

3.      Kutipan HW tidak langsung dengan kata-kata kunci.
Kata-kata kunci dari narasumber ditulis dengan tanda kutip menjadi satu dengan teks utama.
…. Namun dalam pemilu yang baru saja usai, Partai X dikalahkan telak oleh Partai Y. Menurut seorang tokoh masyarakat, partai ini bisa menang telak karena Y melakukan “serangan fajar” dengan cara “membagibagikan uang” dalam jumlah “yang tidak sedikit” (Anonim, 28 Februari 2008).

4.      Kutipan HW tidak langsung dengan cara merujuk, meringkas, atau menyimpulkan ucapan narasumber.
…, dalam hal ini terdapat perbedaan. Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur sudah dilakukan (wawancara, 12 Mei 2007), sementara itu seorang tokoh masyarakat menjelaskan bahwa masih ada prosedur yang belum ditempuh (Fadjar Susanto, wawancara, 12 Mei 2007).

5.      Kutipan HW tidak langsung dengan merujuk, meringkas, atau menyimpulkan ucapan narasumber yang isinya sama (demi menghindari repetisi).
Berkenaan dengan masalah tersebut, Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur sudah dilakukan (wawancara, 12 Mei 2007). Hal senada juga diungkapkan Kepala LPM (wawancara, 15 Mei 2007), Ketua Kadarkum (wawancara, 24 Juni 2007), dan Ketua PKK (wawancara, 05 Juli 2008).
G.      Penulisan Rujukan Hasil Komunikasi Personal
Komunikasi personal artinya dilakukan dengan narasumber secara pribadi (personal), tetapi bukan wawancara terstruktur atau semiterstruktur. Misalnya: percakapan, surat-menyurat, email, telepon, dll.. Sumber rujukan narasumber cukup dicantumkan di teks utama (tidak dicantumkan di daftar pustaka). Kata “komunikasi personal” dan tanggal komunikasi ditulis di dalam kurung.
Sebenarnya, di desa yang kelihatan damai, tenteram, dan sejuk ini, situasinya seperti bara dalam sekam, berpotensi terjadi konflik frontal. Menurut seorang tokoh masyarakat, Budiarso, konflik terpendam ini sudah terjadi sejak lama (komunikasi personal, 12 Maret 2008). Narasumber lain menjelaskan, pemicunya adalah persaingan pribadi antarcalon Kepala Desa (Anonim, komunikasi personal, 27 Mei 2008. Hal ini dikonfirmasi seorang peneliti Italia yang sudah lama tinggal di desa itu (Jenny Eghenter, komunikasi personal, 03 Mei 2008).

H.      Transliterasi Arab-Indonesia
Transliterasi Arab-Indonesia didasarkan pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Mendikbud Republik Indonesia, tanggal 22 Jauari 1988.
Arab
Latin
Arab
Latin
Arab
Latin
ا
`
ز
z
ق
q
ب
b
س
s
ك
k
ت
t
ش
sy
ل
l
ث
ts
ص
sh
م
m
ج
j
ض
d
ن
n
ح
h
ط
t
و
w
خ
kh
ظ
z
ه
h
د
d
ع
ء
ذ
ż
غ
g
ي
y
ر
r
ف
f



Catatan:
1.    Konsonan yang bersyaddah ditulis rangkap
Contoh:   ربـنـا ditulis rabbanâ.
2.         Vokal panjang (mad);
Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta dammah (baris di depan) ditulis û.
Contoh:    الـقـارعـة ditulis al-qâri‘ah,  المــسـاكـيـن ditulis al-masâkîn,
 الـمـفـلحون       ditulis al-muflihûn
3.         Kata sandang alif + lam (ال)
Jika diikuti huruf qamariyah ditulis al
Contoh:  الـكافـرون  ditulis al-kâfirûn.
Jika diikuti huruf syamsiyah, maka huruf lam diganti huruf yang mengikuti.
Contoh:   الـرجـال ditulis ar-rijâl.
4.         Ta’ marbûthah ( ة).
Jika di akhir kalimat ditulis h.
Contoh:  الـبـقـرة  ditulis al-baqarah
Jika di tengah kalimat ditulis t.


Contoh:    زكاة الـمـالditulis zakât al-mâl,
atau سـورة النـسـاء ditulis sûrat al-Nisâ`.
5.         Penulisan lafal kata dalam kalimat dilakukan menurut ejaan atau tulisannya.
Contoh:  وهـو خـيـرازقــين  ditulis wa huwa khair ar-Râziqîn.
I.         Penyajian Tabel dan Gambar
1.         Penyajian Tabel
Penabelan merupakan salah satu sistem penyajian data statistik dalam bentuk kolom-kolom dan lajur, sesuai klasifikasi masalah, dengan tujuan membantu kemudahan dan kecepatan pembaca memahami atau menafsirkan data. Tabel yang baik harus sederhana dan tidak memuat banyak ide. Jika ide terlalu banyak lebih baik disajikan dalam beberapa tabel. Tabel besar yang lebih dari setengah halaman dimuat di halaman tersendiri. Berikut ini teknik dan contoh penyajian tabel.
a.         Kata “Tabel” tanpa titik ditulis di tepi kiri teks, diikuti nomor urut tabel dengan angka Arab, dimulai nomor 1 per bab (misalnya 3.1).
b.        Di belakang angka tabel dituliskan judul tabel, per kata diawali huruf kapital kecuali kata penghubung, tidak diakhiri tanda titik.
c.         Jika judul lebih dari satu baris, maka baris kedua dst. ditulis sejajar dengan awal judul, spasi tunggal.
d.        Teks sebelum dan sesudah tabel dijaraki 3 spasi.
e.         Garis paling atas pada tabel dibuat 3 spasi di bawah judul tabel.
f.         Kolom kepala (heading) dan deskripsi ukuran atau unit data harus ditulis.
g.         Istilah-istilah ditulis dalam bentuk singkatan atau lambang.
h.        Data dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.
i.          Garis horisontal hanya tiga, yakni di bagian atas, heading, dan bawah. Garis horizontal lain dibuat jika dipandang sangat perlu untuk pembacaan tabel.
j.          Garis vertikal kiri, tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan.
k.        Jika tabel berupa kutipan dari suatu sumber, maka 3 spasi di bawah tabel dicantumkan nama akhir penulis sumber, tahun publikasi, dan nomor halaman.
l.          Catatan kaki tabel ditulis 2 spasi di bawah sumber tabel, bukan di kaki halaman.
m.      Jika butir data dalam tabel akan diberi penjelasan, di belakang butir data itu ditandai superskrip bintang dengan jumlah sesuai urutan, diakhiri tanda kurung. Sedangkan penjelasannya ditulis 2 sapsi di bawah catatan kaki tabel.

Contoh:
Tabel 3.1       Keterlibatan Lulusan Kegiatan Seminar, Diklat Jabatan, Lokakarya, Kursus, dan Kegiatan Lain dalam Program-program Pengembangan Staf
Kegiatan
Peranan Lulusan
Relevansi
P
Pb
Pan
Pl
R
TSR
TR
%
%
%
%
%
%
%
Seminar (90,0%)*)
57,8
65,6
40,0
31,1
46,1
51,9
Ttd
Diklat Jabatan (78,9%)
3,3
21,1
50,0
31,1
57,6
28,8
10,0**)
Lokakarya (70,0%)
34,4
34,4
22,2
8,9
53,3
40,7
Ttd
Kursus (38,9%)
6,7
6,7
5,5
Ttd
66,7
27,8
Ttd
Kegiatan Lain (13,3%)
14,4
24,4
14,4
6,4
Ttd
3,1
Ttd

Catatan:
P
=
Peserta
R
=
Relevan

Pb
=
Pembicara
TSR
=
Tidak selalu relevan

Pan
=
Panitia
TR
=
Tidak relevan

Pl
=
Peran lain
Ttd
=
Tidak tersedia data

*)    Angka-angka dalam kurung menunjukkan persentase lulusan yang memberikan jawaban.
**)  Sejumlah 10% peserta menyatakan tidak relevan dengan bidang keahliannya. Alasan mereka yakni kadang-kadang kuliah yang diberikan sangat berbeda dengan bidang keahlian baru yang diperoleh pada pendidikan di luar negeri.


2.         Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, diagram, bagan, sketsa, dan gambar lain. Gambar dapat menyajikan visualisasi data untuk memudahkan pemahaman pembaca. Gambar tidak hanya untuk membangun deskripsi, tetapi dapat juga untuk menekankan signifikansi hubungan. Selain itu, dapat dipakai untuk menyajikan data statistik berbentuk grafik.
Ketentuan penyajian gambar, sbb.:
a.         Bahwa akan ada gambar harus dirujuk sebelum gambar ditampilkan.
b.        Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atas gambar. Penulisannya sama dengan penulisan judul tabel. 
c.         Gambar harus sederhana, ide jelas, dapat dipahami tanpa penjelasan tekstual.
d.        Digunakan secara hemat agar tidak mengurangi nilai penyajian.
e.         Gambar harus ditempatkan di halaman tersendiri jika makan lebih dari setengah halaman..
f.         Gambar dinomori dengan angka Arab seperti penomoran tabel.
g.         Gambar dirujuk dengan menyebut angkanya, bukan dengan kata “gambar di atas” atau “gambar di bawah”.

Contoh:


Text Box: Perbedaan mencolok antara peminat laki-laki dan perempuan tersebut dapat diperiksa pada Gambar 4.1.
 
J.        Penulisan Daftar Pustaka (Daftar Rujukan/Referensi)
Daftar pustaka adalah daftar buku atau sumber bahan atau referensi yang isinya dirujuk di dalam teks utama. Walaupun dibaca, jika tidak dirujuk, maka sumber bahan tidak perlu dimuat di dalam daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka bermacam-macam, tergantung jenis sumbernya.
1.         Sumber dari Buku
Semua sumber dari buku atau sumber cetak lain dan sumber dari perpustakaan  elektronik didahulukan daripada sumber dari internet, dengan urutan berdasarkan abjad nama pengarang.
a.         Diawali dengan nama pengarang (tanpa gelar akademik) (titik), diikuti tahun penerbitan (titik), judul (termasuk subjudul) cetak miring (titik), kota penerbitan (titik dua), (spasi) nama penerbit (titik).
b.        Jika nama pengarang dua kata atau lebih, ditulis nama akhir (koma), (spasi) diikuti nama awal (titik). Nama awal disingkat atau tidak, tetapi konsisten.
c.         Daftar pustaka ditulis dengan spasi tunggal, kecuali jarak antarjudul spasi ganda. Jika sebaris tidak cukup, baris berikutnya ditulis menjorok 1,2 cm.
d.        Jika beberapa buku sama pengarang dan sama tahun, penulisan tahun diikuti huruf a, b, dst., disusun menurut abjad awal judul buku (lihat Contoh 2).
Contoh 1
Yamin, H.M. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
Contoh 2
Marzuki, M.S. 2009a. Pendidikan Nonformal Bukan Residu. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.
Marzuki, M.S. 2009b. Permainan Simulasi di Indonesia, Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.
2.         Sumber dari Buku Lebih dari Satu Jilid
Pengarang, tahun, kata jilid atau volume ditulis di dalam kurung setelah judul, tempat penerbitan: nama penerbit.
Cahyono, C.H. 2006. Ensiklopedia Politik (volume 3). Surabaya: Usaha Nasional.
3.         Sumber dari Buku Tidak Diketahui Pengarangnya
Diawali dengan judul (titik), tahun (titik), berikutnya sama.
Longman Dictionary of the English Language. 1984. Harlow, Essex: Longman.
4.         Sumber dari Buku (Ada Editornya)
Judul buku diikuti nama editor di dalam kurung, dengan  kode Ed. jika ediktor tunggal, dan Eds. jika jamak.
Marzuki, M.S. 2009. Dimensi-dimensi Pendidikan Nonformal (M.G. Waseso, Ed.). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNM Malang.
Poerbakawatja, Soegarda dan Sudarno. 1976. Ensiklopedi Pendidikan (Rusyan, Yus dan Samsuri, Eds.). Jakarta: Gunung Agung.
5.         Sumber dari Buku Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama editor tidak ditulis, cukup nama pengarang diikuti kode (Ed.) jika ediktor tunggal, dan (Eds.) Lainnya sama dengan penulisan sumber dari buku.
Soelaiman, D.A. (Ed.). 2003. Warisan Budaya Melayu Aceh. Banda Aceh: Pusat Studi Melayu-Aceh (PUSMA).
Latheridge, S. dan Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education. New York: Praeger.
6.         Sumber dari Buku Perpustakaan Elektronik
Nama penulis (titik), tahun (titik), judul cetak miring (titik), kota (titik dua) (spasi) nama penerbit (titik), kata “Dari” diikuti nama perpustakaan (koma), (Online) (koma), alamat web tanpa hyperlink di dalam kurung (koma), tanggal akses.
Dealey, C. 1999. The Care of Wounds: A Guide for Nurses. Oxford: Blackwell Science. Dari NetLibrary, (Online), (http://www.netlibrary.com), diakses 24 Agustus 2007.
7.         Sumber dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Penulis artikel (titik), tahun (titik), judul artikel (cetak tegak) (titik), Kata “Dalam” diikuti penulis buku kumpulan dengan kode (Ed.) atau (Eds.) (koma), judul buku (cetak miring) diikuti halaman di dalam kurung (titik). Lainnya sama.
Sternberg, R.J. dan Lubart, T.L. 2002. The Concept of Creativity: Prospects and Paradigmas. Dalam R.J. Sternberg (Ed.), Handbook of Creativity (hlm. 27-39). New York: Cambridge Unv. Press.
Margono. 2007. Manajemen Jurnal Ilmiah. Dalam M.G. Waseso & A. Saukah (Eds.). Menerbitkan Jurnal Ilmiah (hlm. 41-59). Malang: Penerbit UN Malang.



8.         Sumber dari Artikel di Jurnal Cetak
Nama (titik), tahun (titik), judul artikel cetak tegak (titik), nama jurnal cetak miring (koma), tahun/jilid/volume diikuti nomor terbit (dalam kurung) (titik dua), (spasi) nomor halaman (titik).                                                                              
Wiyono, M. 2009. Profesionalisme dosen dalam Program Penjaminan Mutu. Jurnal Ilmu Pendidikan, 16 (1): 51-58.
9.         Sumber dari Artikel di Internet Berbasis Jurnal Cetak
Seperti artikel di jurnal cetak, tetapi di antara nama jurnal dan volume/nomor terbitan dituliskan kata (Online). Dan alamat situs tanpa hyperlink ditulis di antara volume dan tanggal akses.
Mappiare-AT, A, Ibrahim, A.S. dan Sudjiono. 2009. Budaya Konsumsi Remaja-Pelajar di Tiga Kota Metropolitan Pantai Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), 16 (1): 12-21, (http://www.um.ac.id), diakses 25 Desember 2009.
10.     Sumber dari Artikel di Jurnal Elektronik (Noncetak)
Sama dengan poin 9, tetapi volume dan nomor terbitan tanpa halaman ditulis sesudah nama jurnal.
DeMarie, D. 2001. A Trip to the Zoo: Children’s Words and Photographs. Early Childhood Researh and Practice, 3 (1), (Online), (http://ecrp.uiuc.edu/v3n1/demarie.html), diakses 30 Agustus 2001.
11.     Sumber dari Artikel di Jurnal dalam CD-ROM
Sama dengan sumber dari artikel di jurnal cetak, ditambah CD-ROM-nya di dalam kurung.
Krasen, S., Long, M. dan Scarcella, R. 1979. Age, Rate, and Evantual Attainment in Second Language Acquistion. TESOL Quarterly, 13:573-582 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital, 1997).
12.     Sumber dari Artikel di Majalah atau Koran
Nama. Tahun. Judul artikel cetak tegak. Nama majalah/koran dicetak miring, volume (nomor terbitan): halaman. Untuk koran tidak perlu volume.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Procesor dan Intervace: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48.
Catur, S. 14 Juli 2010. HKTI dalam Sandra Parpol. Jawa Pos, hlm. 4.
13.     Sumber dari Koran Tanpa Penulis
Kompas. 23 Januari 2004. Ijazah Penyetaraan Paket C Rawan Manipulasi, hlm. 12.
14.     Sumber dari Dokumen Resmi Pemerintah Diterbitkan Tanpa Penulis dan Lembaga
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
15.     Sumber dari Dokumen Resmi Pemerintah di Internet
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (Online), (http:www.jdih.bpk.go.id), diakses 25 September 2008.
16.     Sumber dari Lembaga Ditulis Atas Nama Lembaga
Nama lembaga penanggung jawab (titik), tahun (titik), judul dicetak miring (titik), kota penerbitan (titik dua), nama lembaga tertinggi penanggung jawab penerbitan (titik).
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978.   Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Depdikbud.
Dirjen Kelembagaan Islam. 2002. Pedoman Pondok Pesantren. Jakarta: Departemen Agama RI.
17.     Sumber dari Lembaga Ditulis oleh Satu atau Beberapa Orang Atas Nama Lembaga tersebut
Suwahyono, N. et al. 2002. Pedoman Penampilan Majalah Indonesia. Jakarta: PD II-LIPI.
18.     Sumber dari Karya Terjemahan
Gillies, D.A. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Terjemahan Sukmana, Dika. 1996. Jakarta: EGC.
Cochran, W.G. Tanpa tahun. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan Rudiansyah. 2005. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
19.     Sumber dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Penyusun (titik), tahun (titik), judul dicetak miring (titik), dituliskan “Skripsi/Tesis/Disertasi tidak diterbitkan” (titik), kota tempat PT (titik dua), nama fakultas dan nama PT (titik).
Subandi. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kolaboratif dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri Kabupaten Ponorogo. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNIPA Surabaya.
20.     Sumber dari Makalah yang Disajikan dalam Forum Seminar, Penataran/Workshop, atau Lokakarya
Nama. Tahun. Judul cetak miring. Makalah disajikan dalam ... (nama forum), lembaga penyelenggara, tempat, tanggal, bulan.
Suwono, H. 2005. Survei Implementasi Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Sains Sekolah dasar di Kota Batu. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya, Jurusan Biologi FMIPA UM, Malang, 03 Desember.
21.     Sumber dari Makalah yang Diseminarkan dan Dimuat di Internet
Sama dengan nomor 20, ditambah dengan situs pemuat dan alamat tanpa hyperlink dan tanggal diakses.
Schafer, M dan Moody, M. 2003. Designing Accountability Assessment for Teaching. Makalah disajikan dalam The Annual Meeting of the Nasional Council on Measurement in Education, Chicago, 22 April. Dalam Eric database, (Online), (http://www.erics), diakses 03 Mei 2005.
22.     Sumber dari Internet Berupa Karya Individual
Pengarang/penyunting. Tahun. Judul      (edisi) cetak miring, (jenis media), alamat di internet tanpa hyperlink, tanggal diakses.
Noor, I.H.M. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa Inggris, (Online), (http://www.depdiknas.go.id/ jurnal.30/ modelpelatihangurudalam_menara.html), diakses 14 Mei 2006.
23.     Sumber dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Pengarang/penyunting. Tanggal bulan tahun. Topik diskusi. Nama diskusi cetak miring, (jenis media), alamat di internet tanpa hyperlink, tanggal diakses.
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc. buffalo.edu), diakses 22 November 1995.
24.     Sumber dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada). Alamat e-mail pengirim dalam kurung. Tanggal bulan tahun. Topik/isi bahan cetak miring. E-mail kepada nama disertai alamat e-mail tanpa hyperlink di dalam kurung.
Davis, A. (a.davis@awts.edu.au). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq. edu.au).





25.     Sumber Berupa Artikel dari Jurnal dalam Kumpulan Artikel di Internet
Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal cetak miring, volume, halaman, (Online), alamat situs tanpa hyperlink di dalam kurung, tanggal diakses.
Brimi, H. 2009. Academic Instructors or Moral Guides? Moral Education in America and the Theacher’s Dilemma. The Clearing House, 82 (3): hlm. 125, (Online), dalam ProQuest (http://proquest.umi.com/pqdwb?did= 1611601091&sid=4&Fmt=3
26.     Sumber Berupa Catatan Kuliah yang Dimuat di Internet
Nama pengajar, tahun, kode matakuliah: nama matakuliah, nomor pertemuan cetak miring, (Online), alamat situs di dalam kurung, tanggal diakses.
Bond, T. 2004. ED1401: Childhood and Adolescence, Catatan Minggu ke-12, (Online), (http://learnjcu2004.jcu.edu.au), diakses 23 Februari 2005.
27.     Sumber Berupa Surat Elektronik Ditujukan kepada Kelompok
Nama penulis surat, tanggal bulan tahun, judul pesan cetak miring. Pesan disampaikan kepada kelompok, alamat situs di dalam kurung, tanggal diakses.
Smith, M. 11 Maret 2001. Northen and Italian Rendissance. Pesan disampaikan kepada kelompok (http://groups.google.com/groups/humanities.misc/ message13), 11 Maret 2001.
28.     Sumber Berupa Karya Audio/Visual/Audiovisual
Nama pencipta, tahun, judul album cetak miring, bentuk produk di dalam kurung, kota tempat produsen,
Dewa. 2004. Laskar Cinta, (Kaset rekaman). Jakarta: Ahmad Dhani Production-PT Aquarius Musikindoreg.
K.      Penjilidan
v  Skripsi dijilid dengan karton tebal, sedangkan makalah diatur oleh pemberi tugas.
v  Di punggung skripsi dituliskan nama penulis dan judulnya.
v  Jumlah jilidan disesuaikan.
v  Sampul luar dicetak dengan tinta kuning emas di atas dasar kertas kulit atau kain linen, warna disesuaikan.
v  Sampul luar yang berdasar kertas kulit hendaknya dilapis (pres) plastik.

L.       Petunjuk Praktis
v  Beri jarak 3 spasi antartabel atau gambar sebelum dan sesudah teks.
v  Judul tabel atau judul gambar harus menjadi satu dengan tabel/gambarnya.
v  Tepi kanan teks tidak harus rata.
v  Nomor halaman ditempatkan di kanan atas, kecuali halaman pertama per bab dan halaman bagian awal di tengah bawah.
v  Semua nama pengarang dalam Daftar Pustaka harus ditulis walaupun beberapa karya sama pengarang.
v  Daftar Pustaka hanya berisi sumber yang dirujuk dalam teks, dan semuanya harus ditulis di Daftar Pustaka.
v  Daftar Pustaka hanya ditempatkan di halaman setelah bab terakhir dan sebelum lampiran-lampiran.

M.     Hal-hal yang Tidak Boleh Dilakukan
v  Mengosongkan halaman bagian bawah, kecuali akhir suatu halaman.
v  Memotong tabel menjadi dua bagian (halaman) jika dapat disatu halaman.
v  Memberi garis vertikal antarkolom jika tidak terpaksa.
v  Memberi tanda apa pun sebagai tanda berakhirnya suatu bab.
v  Menempatkan sub-bab di akhir halaman (kaki halaman).
v  Menambahkan spasi antarkata dalam satu baris untuk meratakan tepi kanan.
v  Menempatkan Daftar Pustaka di kaki halaman.